Selasa, 14 Januari 2014

PENCEGAHAN TERJADINYA TAWURAN

Cara Mencegah Tawuran
Sebagaimana dikemukakan bahwa mencegah lebih daripada mengobati. Masalahnya bagaimana mencegah supaya tawuran tidak terjadi atau setidak-tidaknya mengurungai frekuensi tawuran.
1. Ajarkan Cinta dan Penghayatan Ajaran Agama di Rumah
Sumber utama timbulnya tawuran dan segala macam kejahatan bermula dari keluarga. Keluarga yang baik, dimana ajaran agama dipahami dan diamalkan dengan baik, hampir tidak pernah kedengaran menimbulkan masalah dalam keluarga, di sekolah, di masyarakat dan bahkan dalam Negara.
Oleh karena itu, pendidikan dini terhadap anak-anak merupakan kunci untuk mencegah segala macam tawuran dan perbuatan tidak benar di dalam masyarakat, bangsa dan Negara.
Sejak dini harus ditanamkan cinta kepada anak-anak untuk mencintai Allah sebagai Pencipta semesta alam, cinta kepada kedua orang, dan cinta kepada sesama. Dalam rangka mewujudkan cinta, orang tua harus selalu mengajarkan dan memberi contoh untuk selalu mendoakan kedua orang tua, mempraktikkan akhlak mulia serta bersyukur atas segala pemberian Tuhan kepada manusia.
2. Jadikan Sekolah Pusat Pembinaan Generasi Muda
Sekolah memiliki fungsi, peran dan tugas mulia, tidak hanya mendidik anak-anak didik supaya menjadi cerdas dan berilmu, tetapi juga memiliki akhlak mulia, cinta kepada Allah sebagai Sang Pencipta, kepada kedua orang tua, guru, karyawan dan teman-teman sekolah di dalam dan di luar sekolah.
Oleh karena itu, sekolah harus dijadikan sebagai laboratorium pembinaan generasi muda. Kesalahan dan kelemahan selama ini, karena sekolah hanya dijadikan sebagai tempat pembelajaran bukan sebagai pusat pendidikan yang mengajarkan ilmu pengetahuan dan bagaimana hidup yang benar dengan penuh taburan cinta kepada Allah, kepada kedua orang tua, para guru, karyawan dan teman-teman satu sekolah dan di berbagai sekolah yang tengah menimbah ilmu pengetahuan dan ilmu kehidupan.
Dengan menjadikan sekolah sebagai pusat pembinaan generasi muda, maka berarti kita telah mencegah terjadinya tawuran di masa datang.
3. Pandu Anak-anak Memilih Teman Bergaul
Liingkungan pergaulan turut menentukan perilaku dan akhlak seorang anak. Orang tua suka tidak suka dan mau tidak mau, harus memandu dan mengarahkan anak-anaknya supaya bergaul dengan anak-anak dari keluarga yang baik-baik, dalam arti mengamalkan ajaran agama, cinta kasih kepada Allah, kedua orang tua, dan sesama manusia. Orang tua harus tegas melarang anak-anaknya untuk bergaul dengan sembarang orang, kalau tidak ingin anaknya terjerembab ke lembaga kejahatan termasuk tawuran.
4. Lakukan Penyuluhan Berkesinambungan
Manusia memiliki kelemahan yaitu suka lengah, lupa, malas, puas diri, dan merasa tidak tepat terus-menerus menjadi orang baik. Maka tidak ada orang yang selamanya baik, dan tidak ada orang yang selamanya tidak baik.
Untuk mencegah supaya manusia tidak selalu tidak baik, maka diperlukan penyuluhan yang berkesimbangungan. Penyuluhan sebagai sarana pencerahan, penyadaran dan tukar-menukar pandangan dan pikiran sangat diperlukan, agar manusia kembali sadar (eling) dan waspada.
Penyuluhan kepada anak-anak didik dan generasi muda (pemuda), semakin diperlukan karena mereka sedang menghadapi goncangan psikologis karena mengalami pubersitas, depresi karena khawatir terhadap masa depan, galau karena sedang jatuh cinta, stress menghadapi banyak mata pelajaran, dan berbagai persoalan yang tidak mudah dipecahkan.
Menghadapi banyak persoalan, penyluhan kepada mereka amat diperlukan untuk menanamkan dan menumbuhkan kembali spirit dan harapan baru.
5. Ajak Dialog dan Beri Ruang Apresiasi
Menghadapi anak-anak dan generasi muda, tidak lagi cocok dengan system komando, perintah dan menekan. Karena telah terjadi perubahan sosial yang luar biasa akibat perkembangan telekomunikasi yang sangat maju, sehingga anak-anak sejak kecil sudah melakukan hubungan sosial dengan berbagai kalangan melalui dunia maya.
Untuk mendekati anak-anak dan generasi muda termasuk untuk mencegah terjadinya tawuran, tidak punya pilihan kecuali sering menggelar dialog untuk mendengar apa maunya mereka.
Selain itu, untuk mencegah tawuran, anak-anak muda terutama pelajar dan siswa, harus diberi apresiasi, sarana prasarana dan dana supaya mereka bisa mengekspresikan bakat dan minat. Dengan adanya berbagai kesibukan, maka mereka tidak punya waktu untuk tawuran.
Kesimpulan
Mencegah tawuran lebih baik daripada mengatasi tawuran. Untuk bisa mencegah terjadinya tawuran, maka berbagai penyebab tawuran seperti rumah tangga yang bobrok dan tidak harmonis, sekolah yang tidak menjadi pusat pencerahan, penyadaran, pembinaan dan pembentukan manusia terdidik dan berakhlak mulia yang mencintai Allah, kedua orang tua, para guru, karyawan dan masyarakat, harus menjadi PR (pekerjaan rumah) bagi pemerintah DKI Jakarta, dan seluruh masyarakat untuk dibenahi.
Selain itu, faktor lingkungan yang mempengaruhi terjadinya tawuran harus mendapat perhatian, dengan memandu dan mengarahkan para remaja dan generasi muda serta setiap orang supaya tidak bergaul dengan orang yang tidak baik dan rusak akhlaknya. Pengawasan kepada mereka diperlukan dalam rangka melindungi mereka agar tidak terkontaminasi dengan berbagai prilaku dan akhlak yang bejad.
Oleh karena kesadaran setiap orang terlebih lagi para remaja dan kaum muda, selalu berubah sesuai dengan kondisi dan lingkungan, maka sangat penting adanya penyuluhan yang terus-menerus dan berkesinambungan. Disamping itu, para remaja dan generasi muda, harus diberi apresiasi dan dorongan untuk berprestasi sesuai bidang yang diminati dengan menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan.
Dengan memberi peluang dan kesempatan untuk melakukan berbagai aktivitas yang positif dan konstruktif, maka energy berlebih yang dimiliki para remaja dan kaum muda, tersalur secara baik, sehingga potensi untuk melakukan tawuran dan segala macam bentuk kejahatan, insya Allah akan berkurang dan pada akhirnya akan lenyap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar